Yayasan Chairun Nissa - JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah surat dari Kantor Yayasan Chairun Nissa yang beralamat di Jalan Barkah Nomor 45, Manggarai Selatan, Tebet, Jakarta Selatan, membuat pembacanya trenyuh. Surat permintaan bantuan itu menyebutkan, 30 anak panti asuhan yang dikelola Yayasan Chairun Nissa sudah hampir dua tahun menunggak biaya sekolah.
"Ada pihak yang menghentikan bantuannya kepada yayasan kami. Akibatnya, sejak 2008 lalu, pembayaran biaya sekolah sebagian anak asuhan kami terhambat," kata Ketua Yayasan Chairun Nissa Lies Haryoso, Selasa (16/2/2010), ditemui di rumah sekaligus kantor yayasan di Jalan Barkah.
Terhitung hingga Februari ini, jumlah tunggakan uang sekolah anak panti asuhan Lies mencapai Rp 120.786.000. Rinciannya, biaya 17 siswa sekolah menengah kejuruan, 7 siswa madrasah aliyah, dan 6 siswa sekolah menengah atas. Terhentinya bantuan dari salah satu penyumbang dana rutin itu sebenarnya turut berpengaruh terhadap keuangan yayasan secara keseluruhan.
Akan tetapi, menurut Lies, yang paling mendesak untuk segera diatasi sekarang adalah pembiayaan sekolah anak-anak panti asuhan. Perempuan berusia 70 tahun itu sejak lebih dari 30 tahun silam aktif dalam kegiatan sosial.
Awalnya, ia dan warga di kampungnya yang cukup mampu berusaha menolong masyarakat sekitar yang kurang beruntung. Sebagai istri anggota TNI dan juga aktif berwiraswasta, Lies mampu berbagi waktu dan rezeki bersama tetangga-tetangganya yang papa. Baru pada 1986, Yayasan Chairun Nissa resmi berdiri.
Yayasan ini bergerak dalam bidang sosial, khususnya memberikan bantuan kepada anak yatim piatu, fakir miskin, kaum duafa, dan orang lanjut usia (lansia). Di bawah yayasannya, Lies mengelola Panti Sosial Asuhan Anak, Non Panti Sosial Asuhan Anak, Non Panti Sosial Penyandang Cacat Ganda, Non Panti Sosial Kesejahteraan Keluarga, dan Non Panti Sosial Tresna Werdha.
"Non-panti itu untuk menyebut bantuan kepada orang per orang yang tidak kami tampung dalam wadah tertentu, seperti panti asuhan. Jadi, memang, selain ada anak-anak yatim piatu yang ditampung, ada juga penerima bantuan yang tetap tinggal di keluarganya," jelas Lies.
Sejak berdiri sampai kini, yayasan Lies mengelola Panti Asuhan Putri Chairun Nissa di Jalan Rambutan Nomor 7, Panti Asuhan Putra Chairun Nissa di Jalan Sawo III Nomor 35, dan sejumlah kegiatan rutin seperti memberi makan gratis bagi lansia, serta menampung mereka dalam kegiatan rutin, seperti senam bersama dan pengajian.
Selain itu, masih ada acara tahunan khitanan massal, pendidikan anak usia dini, dan belajar membaca Al Quran. Di asrama panti asuhan putra, Selasa kemarin, ada jadwal latihan seni marawis. Berlatih seni musik Islami ini merupakan salah satu dari serangkaian kegiatan anak-anak Panti Asuhan Chairun Nissa yang berjumlah 64 orang.
Selain bersekolah, mereka juga boleh les keterampilan, komputer, sampai bahasa asing. Kegiatan serupa boleh diikuti 129 anak yang dibantu di luar panti asuhan. "Wah malu, Mbak, jangan dimasukin koran," kata seorang anak panti putra, sebut saja Andi (16), mencoba mengelak saat diwawancara.
Namun, ia segera menambahkan, berada di Panti Chairun Nissa membuatnya terhibur dari kesedihan kehilangan orangtuanya. Ia pun amat terbantu, apalagi jika berprestasi di sekolah, ada kesempatan melanjutkan ke perguruan tinggi.
Dalam mengelola yayasannya, Lies menggalang dana pribadi, bantuan dari masyarakat sekitar, Dinas Pembinaan, Mental, dan Kesejahteraan Sosial (Bintal Kesos) DKI Jakarta, Yayasan Dharmais, dan Kementerian Sosial.
Namun, kini, Kementerian Sosial ataupun Bintal Kesos DKI tidak lagi memberikan bantuan secara penuh. Kedua instansi ini, sesuai peraturan yang berlaku, hanya bisa memberikan bantuan kepada salah satu kegiatan yang dibina yayasan. Itu pun jumlahnya terbatas. Seperti untuk para lansia, DKI hanya bisa membantu pembiayaan tujuh orang dari sekitar 100 lansia yang dibantu Yayasan Chairun Nissa.
"Sebenarnya tidak enak juga mengedarkan surat permintaan bantuan, tetapi saya sudah tua. Berwiraswasta tak aktif lagi. Saya khawatir, meskipun dibantu empat anak saya, tetap butuh dana rutin agar yayasan ini terus hidup. Anak-anak dan lansia ini butuh perhatian," kata Lies. (NELI TRIANA)
0 comments:
Post a Comment